Penyusunan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) sering menjadi pekerjaan yang menyita waktu dosen, terutama ketika harus menyesuaikan dengan pendekatan Outcome Based Education (OBE), CPL, CPMK, dan kebijakan institusi.
Seiring berkembangnya teknologi, banyak dosen mulai bertanya:
apakah ChatGPT bisa digunakan untuk membantu menyusun RPS?
Jawabannya: BISA, asalkan digunakan dengan cara yang benar, etis, dan bertanggung jawab.
Artikel ini membahas cara menggunakan ChatGPT untuk RPS secara aman dan sesuai kaidah akademik.
Apa Peran ChatGPT dalam Penyusunan RPS?
ChatGPT BUKAN pengganti dosen.
Perannya adalah:
- Asisten penyusun draft
- Alat bantu merapikan bahasa
- Pendukung brainstorming struktur RPS
📌 Keputusan akademik tetap di tangan dosen.
Cara Menggunakan ChatGPT untuk RPS (Step by Step)
1. Gunakan ChatGPT untuk Menyusun Deskripsi Mata Kuliah
ChatGPT dapat membantu merumuskan:
- Gambaran umum mata kuliah
- Posisi mata kuliah dalam kurikulum
- Relevansi dengan kompetensi lulusan
Contoh prompt yang aman:
Buatkan draft deskripsi mata kuliah Pengantar Sistem Informasi untuk mahasiswa S1 sesuai pendekatan OBE.
2. Membantu Merumuskan CPMK dan Sub-CPMK
ChatGPT dapat digunakan untuk:
- Menyusun alternatif rumusan CPMK
- Menyesuaikan kata kerja operasional
- Menghubungkan CPMK dengan CPL
⚠️ Wajib diverifikasi dengan:
- Dokumen kurikulum
- CPL Prodi
- Panduan OBE institusi
3. Menyusun Bahan Kajian dan Pokok Bahasan
ChatGPT membantu:
- Membagi topik per pertemuan
- Menyusun alur logis materi
- Menghindari tumpang tindih bahasan
Ini sangat membantu untuk dosen dengan:
- Beban mengajar tinggi
- Banyak mata kuliah paralel
4. Membantu Merancang Metode Pembelajaran
ChatGPT bisa memberi ide:
- Metode diskusi
- Project based learning
- Case based learning
Namun:
❌ Jangan menyalin mentah
✅ Sesuaikan dengan kondisi kelas dan mahasiswa
5. Membantu Merumuskan Penilaian dan Rubrik
ChatGPT dapat:
- Memberi contoh bentuk penilaian
- Menyusun draft rubrik
- Mengaitkan penilaian dengan CPMK
📌 Bobot nilai dan kebijakan evaluasi tetap harus mengikuti aturan kampus.
Hal yang TIDAK Boleh Dilakukan dengan ChatGPT untuk RPS
❌ Menyalin RPS utuh tanpa revisi
❌ Menggunakan RPS AI tanpa validasi
❌ Mengabaikan CPL dan kebijakan prodi
❌ Mengklaim RPS sepenuhnya karya AI
➡️ Ini bisa berdampak masalah etik dan administratif.
Etika Penggunaan ChatGPT dalam Penyusunan RPS
Agar aman:
- Gunakan sebagai alat bantu
- Lakukan review akademik manual
- Diskusikan dengan tim pengampu
- Simpan dokumentasi proses penyusunan
Beberapa institusi bahkan menganjurkan penggunaan AI secara terbatas dan transparan.
Apakah RPS Berbasis ChatGPT Tetap Sah?
✅ SAH, jika:
- Disusun dan disahkan dosen
- Sesuai OBE
- Mengacu CPL & kurikulum
- Tidak melanggar kebijakan kampus
❌ TIDAK SAH, jika:
- Tanpa kontrol akademik
- Menyalahi struktur RPS resmi
- Mengandung kesalahan konsep
Kesimpulan
Penggunaan ChatGPT untuk RPS adalah alat bantu strategis, bukan jalan pintas.
Jika digunakan dengan benar, ChatGPT dapat:
- Menghemat waktu dosen
- Membantu struktur berpikir
- Meningkatkan kualitas dokumen RPS
Kuncinya adalah kendali akademik tetap di tangan dosen.
Jika Anda dosen yang ingin:
- Menyusun RPS lebih efisien
- Memanfaatkan AI tanpa melanggar etika
- Tetap patuh OBE dan kebijakan kampus
👉 Ikuti seri lanjutan tentang AI untuk BKD, AI untuk Penelitian, dan Etika AI Akademik.
Artikel Hari 1:
Contoh Penggunaan AI untuk Dosen di Indonesia


Tidak ada komentar:
Posting Komentar